RA Kartini, tokoh kebangkitan perempuan pribumi semasa kolonial ternyata juga bisa dibilang sebagai duta batik pertama Indonesia. Tak hanya mengenalkan batik pada Belanda, Kartini juga membuat kain batik baru yang menggabungkan ciri batik pesisir dan batik keraton/mataraman. Warisan ini masih dilestarikan oleh ibu-ibu perajin batik di Rembang hingga kini.
Untuk mengapresiasi hal ini, pada peringatan Hari Kartini 21 April 2018 lalu Batik Fractal bersama Bank Indonesia datang ke Museum Kartini di Rembang dan mengadakan pelatihan software jBatik. Pesertanya adalah perempuan-perempuan pewaris batik Kartini di Rembang dan Lasem. Pengetahuan sejarah yang cukup mumpuni dan dedikasi mereka untuk melestarikan tradisi patut diacungi jempol. Dalam waktu singkat, peserta telah bisa mengoperasikan laptop dan membuat motif baru melalui software jBatik. Motif ini kelak tak hanya diaplikasikan ke kain, tapi juga kerajinan tenun dan bordir. Senang sekali menyaksikan ibu-ibu perajin menemukan variasi produk dan keterampilan yang kelak akan digunakan dalam keseharian mereka.
Mereka mengaku, lewat Batik Kartini versi kontemporer buatan sendiri ini, mereka jadi lebih bangga terhadap warisan sejarah dan budaya mereka. Kami merasa bahwa perhatian Kartini pada isu pemberdayaan perempuan dan batik harus terus Batik Fractal lanjutan, lewat acara-acara semacam ini contohnya.